Top 8 Alergen Pangan dan Bahan Pangan Alternatif yang Dapat Digunakan

Markco Internasional

27 January 2021

No Comments

Reaksi alergi terhadap beberapa bahan pangan adalah penyakit yang sangat wajar terjadi. Alergi pangan merupakan kondisi dimana tubuh memberikan reaksi yang berlebihan atau tidak biasa akan komponen tertentu pada pangan (umumnya protein) yang sebenarnya tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Reaksi yang timbul seringkali ringan, tetapi terkadang bisa menimbulkan efek yang sangat serius. Efek yang ditimbulkan akibat alergi pangan sangat beragam. Gejala alergi dapat timbul pada beberapa organ tubuh seperti mulut, kulit, wajah, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan. Alergi pangan dapat ditandai dengan adanya gejala rasa gatal pada mulut, tenggorokan, telinga, dan hidung, dengan atau tanpa angioedema (pembengkakan) pada bibir, lidah, langit-langit, tenggorokan, dan/atau telinga dan hidung, timbulnya ruam merah gatal yang timbul (urtikaria) dan bahkan rasa mual, muntah, sakit perut, diare, hingga sesak napas. Pada beberapa kasus dapat terjadi anafilaksis yaitu reaksi alergi yang berpotensi kematian.

 

Sehubungan dengan ini, Food and Drugs Administration (FDA) menyebutnya sebagai Top Eight Allergen. Top eight allergen diartikan sebagai delapan bahan pangan yang dicatat paling banyak menimbulkan reaksi alergi pada manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, Top eight allergen dan bahan alternatif yang dapat mengganti produk alergen tersebut adalah:

Susu Sapi dan Produknya

Yogurt, keju dsb. Bahan alternatif: susu nabati seperti kedelai, almond, dan santan

Telur

Bahan alternatif: butter kacang, saus apel, dsb

Gluten

Gandum, sereal, roti, dsb. Bahan alternatif: granola, tepung bebas gluten seperti tepung almond, tepung kelapa, tepung tapioka, dsb

Kacang
kacangan
Pohon

Almond, Kacang Mete, dsb. Bahan alternatif: sumber bahan seperti kelapa dan bunga matahari

Ikan

Bahan alternatif: daging sapi, daging ayam, daging babi

Hewan Laut yang Bercangkang

Kerang-kerangan, kepiting, udang, lobster, dsb. Bahan alternatif: ikan salmon, daging ayam, daging sapi, daging babi

Kacang Tanah

Bahan alternatif: biji bunga matahari, almond

Kedelai

Bahan alternatif: untuk penggunaan kecap dapat diganti dengan coconut aminos yang terbuat dari nira kelapa dan garam laut

Bahan alergen yang telah disebutkan dapat menimbulkan reaksi alergi yang beragam sesuai dengan kondisi tubuh pada masing-masing orang. Contohnya, alergi terhadap susu sapi dan produk olahannya sering kali dialami oleh anak kecil. Gejala yang ditimbulkan akan muncul dalam kurun waktu 5 hingga 30 menit sejak konsumsi. Biasanya mereka mengalami pembengkakan, gatal-gatal, muntah, dan diare. Pada kasus yang parah, anak-anak juga akan mengalami asma. Kemudian pada alergi kacang-kacangan baik tanah maupun pohon, bisa menyebabkan reaksi yang parah seperti anafilatik.

 

Untuk mencegah reaksi alergi yang ditimbulkan, penderita diharapkan untuk bijak dan menerapkan manajemen alergi pangan. Seperti tidak mengkonsumsi apapun yang mengandung bahan-bahan pangan yang dapat memicu atau berpotensi menimbulkan alergi. Konsumen, khususnya penderita alergi pangan, dituntut untuk mengetahui dan mengerti apa-apa saja yang terdapat di dalam makanannya, sehingga mereka memiliki pilihan untuk memperoleh pangan yang aman untuk dikonsumsi. Selain itu, sebagai pelaku usaha pangan sangat diwajibkan untuk memiliki prosedur untuk mengelola keberadaan alergen dalam manajemen good manufacturing practices (GMP) dan hazard analysis and critical control points (HACCP) dan memberikan informasi dengan jelas dan akurat terkait bahan apa saja yang terkandung dalam produk pangan yang dihasilkan. Dengan demikian, informasi mengenai alergen dapat diketahui secara tepat oleh konsumen.

Artikel ini ditulis oleh : Syadza Luthfiyyah
Dipublikasikan oleh : Nabila Puterianna

Leave a Reply